Sabtu, 02 September 2017

Menakar Peluang Effendi Simbolon di Pilgub Sumut 2018

Effendi Muara Sakti Simbolon.IST
BERITAKU-Banyak masyarakat Sumatera Utara (Sumut) yang gembira disaat membaca berita kalau Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDIP) Effendi Muara Sakti Simbolon menyatakan siap untuk kembali maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumatera Utara 2018. Ia mengklaim ada dorongan masyarakat agar dirinya maju lagi setelah kalah di pilgub sebelumnya.

Mundur sejenak ke Pilgub Sumut 2013 lalu. Saat itu pasangan Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi (Ganteng) dinyatakan sebagai pemenang dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumatera Utara (Sumut) 2013. Pasangan yang diusung PKS, Hanura, dan 3 partai lain ini memperoleh suara sebesar 33 persen.

Pasangan Ganteng yang bernomor urut 5, memperoleh suara terbanyak yakni 1.604.337 atau 33 persen. Posisi kedua ditempati pasangan nomor urut 2, Effendi MS Simbolon dan Jumiran Abdi (Esja). Pasangan yang diusung PDIP ini meraih 1.183.187 suara atau 24,34 persen.

Pada posisi ketiga, pasangan nomor urut 1, yakni Gus Irawan Pasaribu-Soekirman (Gusman), yang mendapatkan 1.027.433 suara atau 21,13 persen.

Kemudian di posisi keempat, pasangan nomor urut 4, Amri Tambunan-RE Nainggolan yang meraih 594.414 suara atau 12,23 persen, dan posisi kelima pasangan nomor urut 3, Chairuman Harahap-Fadly Nurzal (Charly) yang mendapatkan 452.096 suara atau 9,30 persen.

Total suara sah dalam Pilgub yang berlangsung pada 7 Maret 2013 lalu, sebanyak 4.861.467 suara, dan suara tidak sah sebanyak 139.963. Dengan demikian total partisipasi pemilih sebanyak 5.001.430 jiwa.

Membaca hasil perolahan suara Pilgub Sumut 2013 lalu, tampaknya peluang Effendi MS Simbolon untuk menggaet hati masyarakat Sumut masih berpeluang besar. Jika dibandingkan dengan nama Maruarar Sirait (Politisi PDI-P) dan JR Saragih (Bupati Simalungun), nama Effendi MS Simbolon masih lebih melekat dihati masyarakat Sumut. 

Jika nama calon yang bermarga Batak hanya muncil satu orang, kemungkinan besar peluangnya juga sangat besar. Sudah saatnya Orang Batak jadi Gubernur Sumatera Utara. Dua gubernur sebelumnya telah tercela oleh kasus-kasus korupsi.

Sebut saja H Syamsul Arifin, SE (lahir di Medan, Sumatera Utara, 25 September 1952) adalah Gubernur Sumatera Utara sejak 16 Juni 2008 hingga diberhentikan (oleh karena ia terjerat kasus korupsi) pada 21 Maret 2011.

Syamsul Arifin adalah gubernur Sumatera Utara pertama yang terpilih langsung melalui Pemilu. Sebelum menjabat sebagai gubernur, Syamsul Arifin menjabat sebagai Bupati Langkat (1999-2008). Ia adalah mantan ketua KNPI Sumut dan Ketua Umum PB Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (2005-2009). 

Saat Syamsul Arifin jadi Gubernur Sumut,  Gatot Pujo Nugroho menjabat wakil. Setelah Syamsul Arifin dipenjara, Gatot naik tahta dan menjadi Gubernur Sumut.

Kemudian Gatot Pujo Nugroho dinyatakan hakim terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi pada penyaluran dana bantuan sosial (Bansos) dan hibah Pemerintab Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2012 dan 2013. Dia dijatuhi hukuman 6 tahun penjara.

Hukuman kepada Gatot dibacakan majelis hakim yang diketuai Djaniko Girsang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi di Lantai II Gedung Pengadilan Tinggi Sumatera Utara di Medan, Kamis 24 November 2016 lalu. Gatot dinyatakan melakukan perbuatan melawan hukum memperkaya orang lain atau suatu korporasi sehingga merugikan keuangan negara.

Selain itu, keinginan untuk maju juga berangkat dari rasa prihatinnya terhadap kondisi Sumut yang masih jauh dari sejahtera, akibat penguasa yang tak berpihak pada rakyat. Salah satunya terkait persoalan pertanahan.

Berkaca dari dua mantan Gubsu yang terjerat kasus korupsi, sudah saatnya Cagubsu Pilkada 2018 harus orang yang bersih dari perbuatan tercela, apalagi kasus korupsi. Calon dari Politisi, Profesional atau birokrat harus betul-betul sosok yang bersih dari bau korupsi.

Tentunya plesetan Sumut (Semua Urusan Mesti Uang Tunai) harus dibuang dari Tanah Sumut. Tak jamannya lagi untuk memilih kepala daerah hanya karena kekuatan finasial. Namun mari memilik kepala daerah dengan kekuatan profesionalisme dan kemampuan dalam kepemimpinan.

Effendi Simbolon

Satau kandidat yakni Effendi Simbolon yang sudah mulai mencuat dipemberitaan, akan mau di Pilgubsu 2018. Tentunya ada warna baru bagi Pilgubsu 2018 yang munculnya kembali sang petarung Effendi Simbolon. 

Mengutip pemberitaan https://news.okezone.com, Effendi Simbolon menilai banyak tanah eks-perkebunan maupun kawasan hutan yang harusnya dikuasai negara, kini justru dikuasai oleh preman dan para mafia. Penguasa yang harusnya bisa mengantisipasi kondisi tersebut pun justru seolah melakukan pembiaran.

“Kita harus jujur lah, jangan lagi kita kelola Sumut ini hanya untuk kepentingan kita. Jangan kemudian kita hanya dihadapkan pada program ke program yang semuanya untuk pribadi-pribadi. Seperti soal tanah, banyak sekali pihak yang ingin mengelola areal lahan eks PTPN bekas maupun hutan lindung. Itu kan habis begitu saja dibagi mafia-mafia di Sumut ini,” kata kepada wartawan di Medan, Rabu (30/8/2017).

“Kita harus berani melawannya, tapi yang melawannya jangan yang preman juga. Bagaimana preman melawan preman. Kita harus berani melawan preman. Bukan preman lawan preman,” ujar politikus PDIP itu.

“Kalau saya jadi gubernur, enggak perlu ngomong-ngomong. Kita kembalikan (tanah) itu ke negara. Mafia dan premannya kita habisin. Enggak ada urusan,” tegasnya.

Untuk bisa bersikap tegas terhadap para mafia dan preman itu, kata Effendi, dibutuhkan gubernur yang berani dan bersih serta berani membuat reformasi pertanahan. 

“Ketika saya diberikan kewenangan oleh negara dan konstitusi, saya lakukan itu. Ketika saya diambil sumpah, itu yang saya lakukan dahulu. Kita kembalikan (tanahnya) ke negara,” tandasnya.

Nama-nama yang sudah terberitakan akan maju di Pilgubsu yakni Tengku Erry. Saat Gatot Pudjo Nugroho diberhentikan karena terjerat kasus korupsi, Tengku Erry naik tahta jadi Gubernur Sumut sampai sekarang. 

Erry pun kembali maju Pilgub 2018 dengan diusung Partai Golkar. Ia akan berpasangan dengan Ngogesa Sitepu, Ketua DPD Partai Golkar Sumut yang kini menjabat sebagai Bupati Langkat, Sumatera Utara.

Lalu siapa yang dipilih masyarakat Sumut untuk Gubernur Sumut Periode 2018-2023? Ataukah Tengku Erry atau Effendi Simbolon yang memilih Arrya Sinulingga jadi pasangannya yang beruntung? Kita lihat saja dinamiki Politik Sumut yang kini tengah bergulir. (Asenk Lee Saragih).


Tidak ada komentar: